Setelah Hujan Deras 2011, semua yang dimiliki hilang, ada satu yang datang dan memberi payungnya secara gratis tanpa pamrih ke gua.
Siapa itu? Dia adalah seorang wanita bernama D**ona. Ya, dia adalah adik kelas semasa SMA yang dulunya dia jijik sekali dengan gua. Ga sengaja dekat gara-gara BBM dan Twitter, pdkt Jogja - Serang dan ahirnya jadian di Tangerang beberapa minggu setelah Bapak meninggal. Penembakannya pun adalah penembakan yang paling berkesan yang pernah gua lakukan sampai saat ini.

Tapi kebalikannya dengan gua, gua tak punya apa-apa untuk diberi, bahkan kasih pun mungkin tidak, iya, tapi terlihat tidak, apalagi waktu. Bagi gua teman dan sahabat diatas dirinya, tiap ada janji, gua selalu mengutamakan mereka. Dan dia tetap menerima walau dengan ambek-ambek perempuan. Gua lupa, dia pun teman dan sahabat gua.
Pertengkaran pun sering terjadi, gua merasa tak kuat, dan berpikir jika mengurusi ini terus, kuliah dan kegiatan di dalamnya yang sebentar lagi akan gua hadapi bisa berantakan. Akhirnya dengan berat hati gua putusin dia. Orang yang udah ngangkat gua dari keterpurukan. Bukan tidak ingat, namun saat mengingat itu, gua berpikir, gua hanya seperti tidak enak jika tetap memertahankan dengan hanya pertimbangan dia sudah mengangkat gua kembali jadi manusia. Ah, entah mana yang salah mana yang benar.

Di sini, gua selalu ingin mengucapkan terima kasih banyak untuknya. Sahabat gua sendiri belum tentu sebaik dirinya. Terima kasih banyak D**ona, terima kasih atas kasih sayangnya, kisah-kisahnya, baju-bajunya, makanannya yang membuat gua bisa sampai 64kg, dan foto-foto serta video-video yang telah kita buat. Mengapa tidak mengucapkan langsung, karena cowonya yang sekarang sangat pencemburu, dan gua yakin dia akan baca ini suatu saat.
Berisik, bulat, dan ikal
Tak bisa diam, tingkah tak berakal
Baik, walau kadang sedikit bengal
Bertemu di dunia maya
Ku tembak dengan penuh gaya
Dia tulus dan pembawa obat aniaya
Hei gadis pembawa payung
Aku laki-laki paling beruntung
Maaf telah membuatmu buntung
Sembilan bulan merajut kisah
Akhirnya pun menemukan resah
Tak terbendung dan kami berpisah
Terima kasih, terima kasih
Terima kasih telah memberi kasih
Kasih tanpa pamrih pengobat perih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar