Basa Basi

Hell ooooo! Selamat datang di blog si Musafir Cinta. Siapa Musafir Cinta? Orang yang sedang menikmati kehidupan, yang sudah dan akan terus mengarungi berbagai tempat, berbagai hati, berbagai keadaan, dan berbagai tantangan hidup lainnya. Ya, Musafir Cinta adalah orang yang selalu datang dan pergi dari satu tempat ke tempat lain, dari satu hati ke hati lain, dari dunia satu ke dunia yang lain.

Blog ini akan berisi karya-karya, pemikiran-pemikiran, serta pengalaman-pengalaman hidup Musafir Cinta yang tidak menarik! Dan ini nantinya akan dijadikan referensi untuk script film-film Musafir Cinta. Karena dia bercita-cita menjadi SUTRADARA! Yang baca aminin ya.
Selamat menikmati blog si Musafir Cinta!

Selasa, 05 Februari 2013

Mengutuk Terkutuk


Terkutuk, dikutuk, terkena kutuk! Cacar adalah penyakit kutukan yang sangat mengutuk dan terkutuk. Luar biasa lah penyakit ini. Telah merubah segalanya. Gila.

Yah, gua sedang terkena cacar. Penyakit zaman purba yang katanya mau tidak mau setiap manusia akan terkena penyakit ini. Yah, benar benar penyakit kutukan. Ada yang heran gua baru terkena cacar. Gua sendiri heran, heran kenapa harus terkena cacar. Apa semua orang termasuk gua harus cacar? Edan. Dari dulu gua paling ga mau terkena cacar, dan semua teman-teman gua bilang, lu pasti kena cacar wi, pasti. Dan gua selalu mengelak tidak mau. Dan sayang itu tidak bisa. Gua akhirnya terkena cacar juga. Di umur 20 tahun. Edan! Penyakit tukukan dari mana ini? Argh, gua ga mau cacar

Senin, 04 Februari 2013

Sistem dan Kebenaran


Yah, mungkin ini yang dialami jutaan manusia di bumi ini. Terjebak dalam sistem yang terkadang dibuatnya sendiri. Apakah salah? Entahlah. Setiap hari harus melakukan apa yang telah direncakan sebelumnya, agar mendapatkan yang diinginkan. Ah, angan, cita, titik tuju, apa itu semua benar-benar harus diimani? Karena dengan semua itu, kita jadi tersistem oleh diri kita sendiri. Salahkah gua berpikir seperti ini? Entahlah. Apa pikiran ini muncul karena kejenuhan saja? Dan apakah salah berpikir seperti ini? Entahlah.

Pagi-pagi telah disuguhi oleh kegiatan yang tidak tahu nantinya akan berguna atau tidak, dan dengan iming-iming “ini adalah proses” selalu membuat kembali bersemangat. Proses, yah, itu telah membuat gua tersistem. Gua paling tidak suka terikat, tersistem, terbelenggu. Tapi gua telah membuat diri gua sendiri terjebak oleh itu semua. Apakah ini semua proses untuk mencapai kebebasan itu? Proses, yah, sistem dong? Dan bebas yang mana?

Kamis, 31 Januari 2013

Gadis Pembawa Payung

Nyoba nulis lagi ah. Mau mencoba ber-pink-pink-an. Sebelumnya ga pernah lho nge-pink, bisa dicek di postingan pertama sampai sekarang. Oke, gua terlalu gengsi untuk ber-pink, padahal Hitler saja punya sisi pink. Baiklah, akan gua coba,


Setelah Hujan Deras 2011, semua yang dimiliki hilang, ada satu yang datang dan memberi payungnya secara gratis tanpa pamrih ke gua.

Siapa itu? Dia adalah seorang wanita bernama D**ona. Ya, dia adalah adik kelas semasa SMA yang dulunya dia jijik sekali dengan gua. Ga sengaja dekat gara-gara BBM dan Twitter, pdkt Jogja - Serang dan ahirnya jadian di Tangerang beberapa minggu setelah Bapak meninggal. Penembakannya pun adalah penembakan yang paling berkesan yang pernah gua lakukan sampai saat ini.


Kamis, 06 Oktober 2011

Hujan Deras


Yah, deras. Sangat deras. Sampai sampi dalam perjalanan gua harus berteduh. Berteduh sambil mengeluh. Apa yang gua maksud dengan hujan deras bukanlah air yang jatuh dari langit dengan volume yang besar, melainkan musibah yang begitu banyak menimpa diri. Seperti yang pernah gua tulis di Entri Filosofi Hujan . Ini benar-benar sedang terjadi dan menimpa gua.

Sang Idola, sekaligus Sang Jenderal Keluarga telah gugur di pertempu-rannya melawan penyakit. Yah, Bapak. Bapakku telah meninggal dunia diusia 57 tahun akibat darah tinggi. Kejadian yang tak terduga sama sekali. Karna di akhir pertemuan gua dengan beliau, beliau masih segar bugar dan tak ada keluhan apa pun. Bom waktu yang sewaktu-waktu yang bisa meledak yang seperti dikatakan beliau itu benar-benar terjadi. Pembuluh darah pecah di bagian otak telah membuat beliau berisirahat selamanya di desa kelahirannya Babakan, Kabupaten Cirebon.

Minggu, 14 Agustus 2011

Bidak Membentak

Aku lah si bidak catur
Hidup hanya untuk hancur
Dikorbankan saat mereka bertempur

Sungguh kasihan
Di keramaian seperti di pengasingan
Hati sepi penuh guncangan

Selasa, 02 Agustus 2011

Kehilangan Seorang Sosok

Ya, ahirnya gua menulis tentang ini. Tentang beliau yang seharusnya memberi gua kasih sayang dan mengasuh gua. Tapi sayang, "fungsi" nya itu tak berjalan dengan baik. Kenapa?! Kata penuh emosi dan bingung itu yang selalu terlontar saat gua sedang menghadapi beliau yang sedang kumat, termasuk saat menulis entri ini. Kumat? Ya, beliau Memiliki gangguan jiwa, Tiap melihat beliau sedang kumat, perasaan bercampur aduk! Terkadang gua kasian, terkadang gua kesel, terkadang gua ingin melindunginya, terkadang gua ingin lari darinya, terkadang gua merasa kasian pada diri sendiri, dan lain lain. Gua pun harus "beralih fungsi" sebagai pengasuh dan orang yang memberinya nasehat serta pengarahan. Yang sebenarnya itu adalah tugas dan fungsi beliau pada gua! Aaarrgghh! Gua kehilangan sosok itu. Sosok yang mengasuh dan menyayagi gua! Dan gua ga tau harus mencarinya dimana.

19 tahun gua harus hidup bersamanya. Bersama orang yang sakit jiwa. Mungkin jika gua manusia lemah, gua udah sakit jiwa juga! Atau memang sebenarnya gua juga sudah sakit jiwa? Entahlah.